Penulis menggunakan tiga subjek: Masjid Atta'awun di Puncak Bogor, Masjid Dian Al-Mahri di Depok dan Masjid At-Tiin di Jakarta Timur. Dengan menggunakan metode deskriptis komparatif dan survei
ruang utama Jalur puncak Bogor memang memiliki pemandangan yang begitu menawan. Tak terkecuali jika dinikmati dari bangunan –yang ada di kawasan menjelang Puncak Pass– Masjid At-Ta’awun. Ya, inilah rumah ibadah yang begitu tampak cantik dan penuh pesona di tengah kebun teh di jalur Puncak. Berdiri di atas ketinggian lebih dari 2000 meter diatas permukaan laut, masjid ini selalu ramai disambangi para musafir’ baik dari arah Bandung/Cianjur maupun dari arah Bogor/Jakarta. Masjid dua lantai ini sepertinya tak sekedar untuk ibadah sholat ketika masuk waktu. Masjid ini pula kerap dijadikan meeting point bagi para traveler/wisatawan. Selain dilengkapi dengan fasilitas ibadah yang lengkap, kompleks masjid ini lengkap dengan fasilitas parkir, plus taman yang begitu indah disamping view yang begitu menakjubkan. Untuk memasuki kawasan masjid sendiri harus menaiki anak tangga yang lumayan tinggi dari lokasi parkiran –yang dilengkapi jejeran warung-warung yang menjajakan makanan dan minuman. Dan yang tak ketinggalan adalah para penjaja barang-barang cinderamata. Karena lokasinya di atas ketinggian, tentunya masjid ini tak memerlukan alat pendingin, meski di siang hari, hawa sejuk serta semilir angin memberi kesejukan tersendiri. Dan wajar, bila air yang ada disana begitu dingin. Ini tentunya akan memberi kesegaran sendiri ketika Anda berwudlu atau sekedar membasuh muka. Wuiiiihh segernya… Masjid dua lantai ini beralaskan ubin kayu warna coklat sementara, sekira dua hingga tiga shaff baris terhampar karpet warna hijau. Lantai satu dipergunakan untuk jamaah pria, sementara jamaah wanita ditempatkan di lantai dua. Meski tempat wudhunya terpisah, namun sayangnya untuk menuju ke ruangan masjid akhirnya jamaah baik pria maupun wanita bertemu di antara pintu gerbang, meski memang, jamaah wanita pada akhirnya nanti harus menuju anak tangga yang ada di sisi kanan pintu masuk tersebut. Tapi paling tidak, sepertinya pengurus masjid ini sudah mengantisipasinya dengan memberikan arah petunjuk. Jadi bagi Anda yang tengah melintas kawasan puncak, ketika masuk waktu sholat tak ada salahnya mampir sekaligus istirahat dan menikmati alam ciptaan Allah Subhanahu Wata’ala yang begitu indah dan memesona, ditemani semilir angin yang sejuk. Masjid yang dibangun 1997 dan kini dikelola oleh Yayasan Dharma Bhakti ini bisa ditempuh sekira 30 menit keluar pintu tol jagorawi menuju Cipanas, dimana posisi tepatnya letak masjid berada sekira 2-3 km sebelum Puncak Pass jika dari arah Jakarta/Bogor. Bahkan dari kejauhan masjid –yang pembangunannya diprakarsai dan diresmikan pada 25 Maret 1999 oleh R Nuriana, Gubernur Jawa Barat saat itu– sudah tampak terlihat kemegahannya. Arsitektur kubah masjid ini terlihat menyerupai jamur. Catatan Masjid ini terakhir saya sambangi pada 25 Juli 2009 lalu saat dhuhur tiba. Hello Guys Buat kalian yang ingin mencari villa murah di puncak bogor yang memiliki pemandangan pegunungan dan suasana yang hening ditambah lagi udara yang s Laporan Wartawan Reynaldi Andrian Pamungkas CISARUA - Siapa yang tidak tahu dengan Masjid Atta'Awun Puncak Bogor ini, Masjid yang menjadi salah satu ikonik dari Bogor. Masjid ini tepatnya berlokasi di Jalan Raya Puncak, Desa Tugu Selatan, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bogor, ternyata memiliki kisah yang panjang dalam pembangunannya. Pengurus Masjid Atta'Awun, KH Awaluddin mengatakan bahwa ini merupakan Masjid Pemerintah Provinsi. "Dibangunnya sekitar tahun 1993 sampai 1999an waktu itu," ucapnya kepada Sabtu 9/4/2022. Menurutnya, biaya pembangunan Masjid ini dilakukan dengan cara bergotong royong oleh seluruh masyarakat Jawa Barat. Maka dari itu, alasan mengapa nama Masjid ini dinamakan Atta'Awun, karena itu berarti bekerjasama atau gotong royong dalam bahasa Arab. KH. Awaluddin mengungkapkan bahwa gotong royongnya itu, setiap masyarakat dimintai uang untuk dana pembangunan Masjid. "Satu-satu orang yang ada di Jawa Barat semuanya diminta uang buat Masjid ini, per orangnya itu antara Rp 100 sampai Rp 500," katanya. Bahkan, saat pembangunannya, Masjid ini sempat mengalami kendala pada tahun 1998 karena terjadinya krisis moneter saat itu. Masjid Atta'Awun di Jalan Raya Puncak, Desa Tugu Selatan, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bogor Andrian Pamungkas Tetapi, pada akhirnya tidak lama sejak kejadian tersebut, Masjid ini berhasil dibangun untuk masyarakat Jawa Barat. Masjid ini berdiri di atas tanah dengan luas lebih dari meter kubik, dengan kapasitas mampu menampung lebih dari jemaah. Untuk perawatannya sendiri, Masjid ini menggunakan dana dari pemerintah Provinsi. Serta, untuk fasilitasnya terdapat kolam-kolam ikan, taman dan sungai kecil.

masjid atta'awun puncak bogor, wisata religi kota bogor, terbaru 2020yang wajib anda singgahi bila berwisata ke bogor

Hello World! Satu lagi referensi wisata religi yang ada di Puncak Bogor yang memberikan nuansa berbeda yaitu Masji Atta’awun. Lokasi Masjid Atta’awun berada di Puncak Bogor. Jika kita melewati Jl. Raya Bogor dan tepat di Puncak Pass Bogor maka kita akan melihat berdiri sebuah masjid yang begitu Agung nan Indah, itulah Masjid Atta’awun. Memang jalan-jalan ke Puncak Bogor merupakan pilihan yang bagus untuk dikunjungi karena udara pegunungan yang segar juga ditambah dengan pemandangan puncak yang indah. Pemandangan puncak yang identik dengan pegunungan dan kebun teh yang berhamparan. Memanjakan mata dengan pemandangan hijau dan biru, dan membuat pikiran fresh. Puncak Bogor memang tempat yang bagus untuk refreshing. Jadi tidak heran, Puncak Bogor selalu dikerumuni oleh turis lokal maupun macananegara. Bagiku, mengunjungi Masjid Atta’awun Puncak Bogor memiliki kesan tersendiri, seperti Nostalgia! Kenapa tidak, tahun 2012 aku traning di Cisarua Bogor dan ketika galau datang aku suka pergi sendirian ke Puncak Pass Bogor dan singgah di Majid Attawun. Masjid yang Agung dan Menawan. Masjid Atta’awun Puncak Bogor Masjid Atta’awun sangat ramai dikunjungi wisatawan khususnya weekend. Wisatawan kebanyakan photo atau hanya sekedar melihat pemandangan sekitar puncak. Memang lokasi Masjid Atta’awun yang dikelilingi pemandangan membuatnya memiliki nuansa tersendiri. Pengunjung Masjid Atta’awun Masjid Atta’awun memiliki design yang indah karena terdiri dari kubah besar. Disekeliling Masjid Atta’awun terdapat kolam ikan yang dipenuhi ikan hias koi dan dibelakang Masjid Atta’awun terdapat sebuah jurug air terjun Atta’awun. Kolam ikan hias koi Untuk memasuki masjid ini maka kita harus menaiki tangga. Tapi tidak usah khawatir karena tangganya yang kita naiki hanya beberapa tangga saja dan tidak akan membuat kita lelah. Untuk memmasuki masjid sendiri maka terlebih dahulu harus membasuh kaki dan untuk itu disediakan jasa penitipan sepatu/sandal dalam masjid, dan tidak bayar. Bagi yang mau berinfak/bersedekah boleh memberikan seikhlas hati. Tangga Menuju Masjid Atta’awun Pengunjung Masjid Atta’awun Pemandangan disekitar Masjid Atta’awun Di kawasan Masjid Atta’awun terdapat sebuah yayasan yang menyalurkan jasa untuk manasik Haji. Dan pengunjunga boleh juga duduk-duduk disekitar masjid asalkan jangan berisik. Untuk konsep tempat wudhu maka tempat wudhunya dipisah dan tempat wudhunya sangat unik kerana terbuat dari bebatuan. Untuk perempuan maka sholatnya berada di lantai 2 Masjid Atta’awun, dan untuk laki-laki di di lantai satu Masjid Atta’awun. Tangga menuju tempat sholat wanita tempat wudhu pria berishkan kaki sebelum memasuki Masjid Atta’awun Aku dan Dabo bernostalgi dan ketika kami kesana kebetulan hujan datang. Bukan Bogor namanya kalau tidak hujan, begitu katanya 😀 Dengan bermodalkan payung dan kamera pocket, lalu kamipun mengabadikan photo di depan Masjid Atta’awun. This slideshow requires JavaScript. Ternyata selain kami, beberapa pengunjung bersantai. Selain pemandangan kebun teh, disekitar Masjid Atta’awun kita dapat melihat pasar untuk membeli cendramata. Pengunjung yang berteduh di Masjid Atta’awun Untuk menuju ke Puncak Bogor cukup mudah dan dari pengalamanku, alternatif menuju Puncak Bogor bisa menaiki kereta api dengan tujuan Bogor dengan membayar Rp9000 untuk com line, dari stasiun kereta pai lalu menuju ke stasiun Baranansiang Bogor dengan membayar Rp3000 dan dari Baransiang bisa menaiki mobil L300 warna putih dengan jurusan Puncak dan bayar Rp15000. Bagimana blogger, sudahkah kamu ke puncak dan singgah ke Masjid Atta’awun? -Salam Blogger- Winny Alna

MasjidAtta'awun, Grand Hill, dan Widuri bahkan berstatus kelebihan bangunan yang berdiri di atas tebing. Belum lagi, banyak alih fungsi kawasan hutan yang menjadi lahan perkebunan dan pertanian. Direktur Pengelolaan dan Perencanaan Daerah Aliran Sungai KLHK Yuliarto menyampaikan saat ini area perkebunan di kawasan Puncak mencapai 1.700 hektare.

– Bagi Anda yang pernah tahu, bahkan sering mengunjungi Cisarua, Puncak, Bogor, pastinya sudah tak asing lagi dengan Masjid Atta’awun’. Masjid ini sering dijadikan tempat singgah para pengguna jalan untuk mendirikan salat, atau hanya sekedar beristirahat untuk melepas lelah. Selain asri, masjid ini juga terbillang cukup megah denga segala fasilitas yang menyenangkan. Maka, tak heran, jika banyak orang yang menyempatkan diri untuk salat di masjid tersebut. Di balik keindahan masjid tersebut, ada kisah tersembunyi yang begitu menggetarakan jiwa. Berikut kisah lengkapnya Terpisah Cukup Lama Cerita nyata ini mengisahkan dua orang sahabat yang terpisah cukup lama, mereka adalah Ahmad dan Zaenal. Ahmad adalah seorang yang pintar sekali, bisa dibilang dia cukup cerdas. Tapi sayangnya, kehidupannya kurang beruntung secara ekonomi. Sedangkan Zaenal, terlahir dari keluarga yang berkecukupan sehingga dapat mendukung karir dan masa depannya. Setelah terpisah cukup lama, mereka akhirnya dipertemukan disebuah tempat yang istimewa, ya, di koridor wudhi toilet sebuah masjid megah dengan arsitektur cantik yang memiliki view pegunungan kebun the yang terhampar hijau di bawahnya. Masjid tersebut bernama Masjid Atta’awun’ yang berada di daerah puncak, Bogor. Kehidupan Zaenal semakin makmur, sebab dia sudah menjadi seorang manager kelas menengah. Necis. Parlente. Tapi tetap menjaga kesalehannya. Ia memiliki kebiasaan, setiap kali keluar kota, Zaenal selalu menyempatkan diri menyambangi masjid di kota yang ia singgahi. Untuk memperbaharui wudhu, dan sujud syukur. Syukur-syukur masih dapat waktu yang diperbolehkan shalat sunnah, maka ia shalat sunnah juga sebagai tambahan. Seperti basa, setibanya di Puncak Pas, Bogor. Ia mencari masjid, ia pinggirkan mobilnya, dan bergegas masuk ke masjid yang ia temukan. Di sanalah ia menemukan Ahmad. Cukup terperangah Zaenal ini. Ia tahu sahabatnya ini meski berasal dari keluarga tak punya, tapi pintarnya minta ampun. Zaenal tidak menyangka bila berpuluh tahun kemudian ia menemukan Ahmad sebagai merbot masjid. Pertemuan Keduanya “Maaf,” katanya menegor sang merbot. “Kamu Ahmad kan? Ahmad kawan SMP saya dulu?” Yang ditegur tidak kalah mengenali. Lalu keduanya berpelukan, Ahmad berucap, “Keren sekali Kamu ya Mas… Manteb…”. Zaenal terlihat masih dalam keadaan memakai dasi. Lengan yang digulungnya untuk persiapan wudhu, menyebabkan jam bermerknya terlihat oleh Ahmad. “Ah, biasa saja…” Zaenal menaruh iba. Ahmad dilihatnya sedang memegang kain pel. Khas merbot sekali. Celana digulung, dan peci didongakkan sehingga jidatnya yang lebar terlihat jelas. “Mad… Ini kartu nama saya…” Ahmad melihat. “Manager Area…”. Wuah, bener-bener keren.” “Mad, nanti habis saya shalat, kita ngobrol ya. Maaf, kalau kamu berminat, di kantor saya ada pekerjaan yang lebih baik dari sekedar merbot di masjid ini. Maaf…” Ahmad tersenyum. Ia mengangguk. “Terima kasih ya… Nanti kita ngobrol. Selesaikan saja dulu shalatnya. Saya pun menyelesaikan pekerjaan bersih2 dulu… Silahkan ya, yang nyaman”. Sambil wudhu, Zaenal tidak habis pikir. Mengapa Ahmad yg pintar, kemudian harus terlempar darik kehidupan normal. Ya, meskipun tidak ada yang salah dengan pekerjaan sebagai merbot, tapi merbot… ah, pikirannya tidak mampu membenarkan. Zaenal menyesalkan kondisi negerinya ini yg tidak berpihak kepada orang-orang yang sebenarnya memiliki talenta dan kecerdasan, namun miskin. Air wudhu membasahi wajahnya. Sekali lagi Zaenal melewati Ahmad yang sedang bersih-bersih. Andai saja Ahmad mengerjakan pekerjaannya ini di perkantoran, maka sebutannya bukan merbot. Melainkan “office boy”. Tanpa sadar, ada yang shalat di belakang Zaenal. Sama-sama shalat sunnah sepertinya. Zaenal Bertemu Marbot yang Sesungguhnya Setelah menyelesaikan shalatnya Zaenal sempat melirik. “Barangkali ini kawannya Ahmad,” gumamnya. Zaenal menyelesaikan doanya secara singkat. Ia ingin segera bicara dengan Ahmad. “Pak,” tiba2 anak muda yang shalat di belakangnya menegur. “Iya Mas?” “Pak, Bapak kenal emangnya sama bapak Insinyur Haji Ahmad?” “Insinyur Haji Ahmad?” “Ya, insinyur Haji Ahmad” “Insinyur Haji Ahmad yang mana?” “Itu, yang barusan ngobrol sama Bapak” “Oh… Ahmad… Iya. Kenal. Kawan saya dulu di SMP. Emangnya udah haji dia?” “Dari dulu udah haji Pak. Dari sebelum beliau bangun ini masjid” Kalimat itu begitu datar. Tapi cukup menampar hatinya Zaenal, “Dari dulu sudah haji. Dari sebelum beliau bangun masjid ini” Anak muda ini kemudian menambahkan, “Beliau orang hebat Pak. Tawadhu’. Saya lah yg merbot asli masjid ini. Saya karyawannya beliau. Beliau yang bangun masjid ini Pak. Di atas tanah wakafnya sendiri. Beliau biayai sendiri pembangunan masjid indah ini, sebagai masjid transit mereka yg mau shalat. Bapak lihat hotel indah di sebelah sana? Itu semua milik beliau. Tapi beliau lebih suka menghabiskan waktunya di sini. Bahkan salah satu kesukaannya, aneh. Yaitu senangnya menggantikan posisi saya. Karena suara saya bagus, kadang saya disuruh mengaji saja dan azan”. Zaenal tertegun, entah apa yang ada di hati dan di pikiran Zaenal saat itu. Terdapat pelajaran dari kisah pertemuan kedua sahabat itu. Jika Ahmad itu adalah kita, mungkin begitu bertemu dengan kawan lama yang sedang melihat kita membersihkan toilet, segera kita beritahu posisi kita yang sebenarnya. Dan jika kemudian kawan lama kita ini menyangka kita merbot masjid, maka kita akan menyangkal dan kemudian menjelaskan secara detail begini dan begitu. Sehingga tahulah kawan kita bahwa kita inilah pewakaf dan yang membangun masjid ini. Tapi kita bukan Haji Ahmad. Dan Haji Ahmad bukannya kita. Semoga ia selamat dari rusaknya nilai amal, sebab ia tetap tenang dan tidak risih dengan penilaian manusia. Haji Ahmad merasa tidak perlu menjelaskan apa-apa. Dan kemudian Allah yang memberitahu siapa dia sebenarnya. [su_box title=”Baca Juga” style=”glass”] Kisah Kuli Bangunan yang Berhasil Dirikan Masjid dan Rumah Tahfiz [/su_box] “Al mukhlishu, man yaktumu hasanaatihi kamaa yaktumu sayyi-aatihi” Orang yang ikhlas itu adalah orang yang menyembunyikan kebaikan-kebaikannya, seperti ia menyembunyikan keburukan-keburukan dirinya.” [Ya’qub YahimaHullah, dalam kitab Tazkiyatun Nafs].

MelrimbaGarden, Bogor: Lihat 80 ulasan objektif tentang Melrimba Garden, yang diberi peringkat 4 dari 5 di Tripadvisor dan yang diberi peringkat No.18 dari 540 restoran di Bogor. Lokasinya setelah mesjid Atta'awun puncak sebelum Rindu Alam dan posisi ada disebelah kiri jalan. Untuk HTM dewasa 15 ribu, anak dibawah 10 kena 10 ribu dan 0-3
ReadMEDIA KALIMANTAN SABTU 10 SEPTEMBER 2016 by Media Kalimantan on Issuu and browse thousands of other publications on our platform. Start here!
. 56 265 342 392 176 374 360 367

pemilik masjid atta awun puncak bogor